Teori kinetika gas
TEORI KINETIK GAS
Teori
 kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. 
Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi 
diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
1.         Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa henti.
2.         Ukuran
 molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan, 
maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang 
dilaluinya antara perlanggaran.
3.         Molekul-molekul
 gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran sesama 
sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal iaitu jumlah tenaga 
kinetik molekulnya sama sebelum dan sesudah perlanggaran.
SIFAT GAS UMUM 
- Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
 - Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
 
SIFAT GAS IDEAL
- Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang senantiasa bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang kecil.
 - Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga ukuran partikel gas dapat diabaikan.
 - Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding tempatnya adalah elastis sempurna.
 - Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
 
PERSAMAAN GAS IDEAL DAN TEKANAN (P) GAS IDEAL
P V = n R T = N K T
P V = n R T = N K T
n = N/No
T = suhu (ºK)
R = K . No = 8,31 )/mol. ºK
N = jumlah pertikel
R = K . No = 8,31 )/mol. ºK
N = jumlah pertikel
P = (2N / 3V) . Ek ® T = 2Ek/3K
V = volume (m3)
n = jumlah molekul gas
K = konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/ºK
No = bilangan Avogadro = 6,023 x 1023/mol
n = jumlah molekul gas
K = konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/ºK
No = bilangan Avogadro = 6,023 x 1023/mol
ENERGI TOTAL (U) DAN KECEPATAN (v) GAS IDEAL
Ek = 3KT/2 
U = N Ek = 3NKT/2
v = Ö(3 K T/m) = Ö(3P/r) 
dengan:
Ek = energi kinetik rata-rata tiap partikel gas ideal
U = energi dalam gas ideal = energi total gas ideal
v = kecepatan rata-rata partikel gas ideal
m = massa satu mol gas
p = massa jenis gas ideal
U = energi dalam gas ideal = energi total gas ideal
v = kecepatan rata-rata partikel gas ideal
m = massa satu mol gas
p = massa jenis gas ideal
Jadi dari persamaan gas ideal dapat diambil kesimpulan: 
- Makin tinggi temperatur gas ideal makin besar pula kecepatan partikelnya.
 - Tekanan merupakan ukuran energi kinetik persatuan volume yang dimiliki gas.
 - Temperatur merupakan ukuran rata-rata dari energi kinetik tiap partikel gas.
 - Persamaan gas ideal (P V = nRT) berdimensi energi/usaha .
 - Energi dalam gas ideal merupakan jumlah energi kinetik seluruh partikelnya.
 
|     |        |   
HUBUNGAN TEKANAN DENGAN kelajuan
Tekanan yang dikenakan oleh suatu gas adalah akibat tumbukan molekul-molekul pada dinding batas.
kelajuan molekul gas, v
-- terdiri daripada komponen-komponen kelajuan dalam arah x, y dan z   Þ  vx,   vy,  vz
|     
                                                              z 
                                                                       v 
                                                                          vz 
                                       x                    vy           vx          y 
 |   
Diketahui bahwa:              v2  =  vx2  + vy2  +  vz2
atau                 v  =  (vx2  + vy2  +  vz2)½                                     (1)
Kelajuan rata-rata pangkat dua ialah
(2)
di mana  N = bilangan molekul
Anggaplah  
 = 
= 
            \    
 =  3
   Þ     
  =  
      (3)
(sama juga bagi vy dan vz)
Tekanan Gas Pada Dinding
Andaikan satu molekul gas yang bermassa m, bergerak dalam sebuah kubus dengan laju vx yang searah dengan sumbu x . Molekul ini menumbuk dinding kanan dan memantul balik denagn laju –vx.
Perubahan momentum pada dinding kanan untuk satu tumbukan= mv x – (– m v x )
 = 2 mv x
Misalkan
 ukuran kubus itu dengan sisi l. Bagi setiap tumbukan, molekul akan 
bergerak sejauh 2l (pergi dan balik) dalam selang waktu Dt. 
Menurut Hukum Newton II, 
gaya ialah perubahan momentum per satuan waktu 
            =  
                        = 
               P  = 
(A = luas dinding, V = volume kubus)
Andaikan dalam kubus itu ada N molekul dan tumbukan berlaku ke semua arah dengan laju rata-rata 
 maka  
Px = 
   ;    Py =   ;    Pz = 
   
Dari (3),  
 = 
= 
= 
  jika Px = Py = Pz = P
     \          P  =  
       
atau                                         PV  =  
                              (4)
                              (4)
atau                                         PV   =  
                              (5)
di mana  n = N/NA  dan  M = mNA = jisim molar
PV  =  konstan    Þ  Hukum Boyle
energi kinetik rata-rata
Bagi 1 molekul:       
Bagi N molekul:                                                    (6)
Bagi NA molekul (1 mol) :   =         (7)
Hubungan tekanan dan volume dengan energi kinetik
Dari (6),                                   PV  =  

                                          =  
\                     PV   =  
                         (8)
Untuk gas ideal, PV = nRT. Substitusikan dalam persamaan (8):
                        nRT  =  
\                     
                             (9)Latihan:  Buktikan bahwa
Akar dari laju rata-rata pangkat dua 
, disebut  vrms.
|     
TERMODINAMIK 
 |        |        |        |   
|     |        |        |        |   
|     |        |        |        |   
|     |        |        |        |   
|     |   
|     |   
|     
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic   = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja,   entropi   dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik   di mana banyak hubungan termodinamika berasal. 
Pada   sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,   termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika   reaksi
 (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan   ini, 
penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika  
 setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
 proses   kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan".   Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika   tak-setimbang. 
Karena   termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang   seharusnya dinamakan termostatik. 
Hukum
   termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak 
bergantung   kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. 
Ini berarti mereka   dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak 
tahu apa pun kecual   perimbangan transfer energi dan wujud di antara 
mereka dan lingkungan. Contohnya   termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan   dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika   benda hitam. 
Konsep dasar   dalam termodinamika 
Pengabstrakan
   dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem 
dibatasi oleh   kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak 
termasuk dalam   pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan 
pembagian sistem menjadi   subsistem masih mungkin terjadi, atau 
membentuk beberapa sistem menjadi   sistem yang lebih besar. Biasanya 
sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci   dengan jelas yang dapat 
diuraikan menjadi beberapa parameter. 
Sistem   termodinamika 
Sistem   termodinamika adalah bagian dari jagat raya
 yang diperhitungkan. Sebuah batasan   yang nyata atau imajinasi 
memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut   lingkungan. 
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas   
sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara 
sistem dan   lingkungan. 
Ada tiga jenis   sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan   lingkungan: 
 
Dalam
 kenyataan,   sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari 
lingkungan, karena pasti   ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun 
hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi,   energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem. 
Ketika sistem   dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam   keadaan pasti (atau keadaan sistem). 
Untuk
 keadaan   termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem 
dispesifikasikan. Properti   yang tidak tergantung dengan jalur di mana 
sistem itu membentuk keadaan   tersebut, disebut fungsi keadaan dari 
sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi   ini hanya mempertimbangkan 
properti, yang merupakan fungsi keadaan. 
Jumlah properti   minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem   tertentu ditentukan oleh Hukum fase   Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang   lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. 
Pengembangan   hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan   adalah contoh dari hubungan tersebut. 
Terdapat empat   Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu: 
 
Hukum
 ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang   dengan sistem
 ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan   lainnya. 
 
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan   perubahan energi dalam dari   suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi   kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. 
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan   perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum   pertama termodinamika ini berbunyi: 
Kenaikan energi internal   dari suatu sistem   termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas   yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja   yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya 
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule
   yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa 
panas dan   kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit 
pertama diberikan oleh   Rudolf   Clausius pada 1850:
 "Terdapat suatu   fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang 
diferensialnya sama dengan   jumlah kerja yang dipertukarkan dengan 
lingkungannya pada suatu proses adiabatik." 
 
Hukum
 kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini   menyatakan 
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi   
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati 
nilai   maksimumnya. 
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum   termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk   membuat sebuah mesin kalor yang   bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang   diperoleh dari suatu reservoir
   pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua   
termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata 
lain,   tidak semua proses di alam semesta adalah reversible   (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka   salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang
 tersebut. Akan tetapi beruang tersebut   tidak dapat mengambil kalor 
dari salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya.   Dengan demikian, 
aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke   dingin. Satu 
aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor. 
 
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur   nol absolut.
 Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem   mencapai temperatur
 nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi   sistem akan 
mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi   benda
 berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. 
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi DSt   yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T   = 0 K bernilai nol. 
Transisi yakni perubahan fisika, dalam zat (misalnya belerang) dari struktur A (rombik) ke B (monoklinik) pada suhu normal disertai dengan perubahan entropi; ini diilustrasikan secara skematik di ilustrasi T8. Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati 0 K, perubahan entropi transisi DSt menurun. Karena 0 K tidak dapat dicapai secara eksperimen, hal ini diungkapkan secara matematik 
Lim DSt   = 0 
T ® 0 
Secara
 intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa   pergerakan 
ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat   
ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali 
  berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan 
derajat   ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh 
karena itu tidak akan   ada perubahan entropi. 
Entalpi
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika
 yang menyatakan jumlah energi   internal dari suatu sistem 
termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk   melakukan kerja. 
Secara matematis, entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut: 
di mana: 
  |   
|     |   
Hukum I Termodinamika
- Hukum ini       diterapkan pada gas, khususnya gas ideal
PV = n R T
P . DV + -V . DP = n R DT - Energi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.
 - Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
 - Dalam suatu sistem       berlaku persamaan termodinamika I:
DQ = DU+ DW
DQ = kalor yang diserap
DU = perubanan energi dalam
DW = usaha (kerja) luar yang dilakukan 
DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:
- Pada proses       isobarik (tekanan tetap) ® DP = 0; sehingga,
DW = P . DV = P (V2 - V1) ® P. DV = n .R DT 
|     
DQ   = n . Cp . DT 
 |        
®   maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap) 
 |   
|     
DU-=   3/2 n . R . DT  
 |   
- Pada proses       isokhorik (Volume tetap) ® DV =O; sehingga,
DW = 0 ® DQ = DU 
|     
DQ   = n . Cv . DT 
 |        
®   maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap) 
 |   
|     
AU   = 3/2 n . R . DT  
 |   
- Pada proses       isotermik (temperatur tetap): ® DT = 0 ;sehingga,
DU = 0 ® DQ = DW = nRT ln (V2/V1) - Pada proses       adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan sekelilingnya) ® DQ = 0 Berlaku       hubungan::
PVg = konstan ® g = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace 
- Cara lain untuk menghitung usaha adalah menghitung luas daerah di bawah garis proses.
 
   ![]()  |   ||
|     
Gbr.   Isobarik 
 |        
Gbr.   Isotermik 
 |        
Gbr.   Adiabatik 
 |   
Usaha pada proses a ® b adalah luas abb*a*a
Perhatikan perbedaan grafik isotermik dan adiabatik ® penurunan adiabatik lebih curam dan mengikuti persamaan PVg= C.
Jadi:
1. jika DP > DV, maka grafik adiabatik.
2. jika DP = DV, maka grafik isotermik.
Catatan:
- Jika sistem menerima panas, maka sistem akan melakukan kerja dan energi akan naik. Sehingga DQ, DW ® (+).
 - Jika sistem menerima kerja, maka sistem akan mengeluarkan panas dan energi dalam akan turun. Sehingga DQ, DW ® (-).
 - Untuk gas monoatomik      (He, Ne, dll), energi dalam (U) gas adalah
U = Ek = 3/2 nRT ® g = 1,67 - Untuk gas diatomik (H2, N2, dll), energi dalam (U) gas adalah
 
|     
Suhu   rendah 
(T £ 100ºK)  |        
U   = Ek = 3/2 nRT 
 |        
®   g = 1,67 
 |        
®   Cp-CV=R 
 |   
|     
Suhu   sedang 
 |        
U   = Ek =5/2 nRT 
 |        
®   g = 1,67 
 |   |
|     
Suhu   tinggi 
(T > 5000ºK)  |        
U   = Ek = 7/2 nRT 
 |        
®   g = 1,67 
 |   
Hukum II Termodinamika
Tidak mungkin membuat suatu mesin yang bekerja secara terus-menerus serta rnengubah semua kalor yang diserap menjadi usaha mekanis.
   ![]()  |        
T1   > T2, maka usaha mekanis: 
W   = Q1 - Q2 
h   = W/Q1 = 1 - Q2/Q1 = 1 - T2/T1 
 |   
T1 = reservoir suhu tinggi
T2 = reservoir suhu rendah
Q1 = kalor yang masuk
T2 = reservoir suhu rendah
Q1 = kalor yang masuk
Q2 =kalor yang dilepas 
W = usaha yang dilakukan
h = efesiensi mesin
W = usaha yang dilakukan
h = efesiensi mesin
Untuk mesin pendingin:
h = W/Q2 = Q1/Q2 -1 = T1/T2 - 1
Koefisien Kinerja = 1/h
h = W/Q2 = Q1/Q2 -1 = T1/T2 - 1
Koefisien Kinerja = 1/h
Mesin Carnot
|     
Dalil   :  
Dari   semua motor yang bekerja dengan menyerap kalor dari reservoir T1   dan melepaskan kalor pada reservoir T2 tidak ada yang lebih   efisien dari motor Carnot. 
 |        |        
BC   ; DA = adiabatik 
AB   ; CD = isotermik 
 |   
Mesin Carnot terdiri atas 4 proses, yaitu 2 proses adiabatik dan 2 proses isotermik. Kebalikan dari mesin Carnot merupakan mesin pendingin atau lemari es. Mesin Carnot hanya merupakan siklus teoritik saja, dalam praktek biasanya digunakan siklus Otto untuk motor bakar (terdiri dari 2 proses adiabatik dan 2 proses isokhorik) dan siklus diesel untuk mesin diesel (terdiri dari 2 proses adiabatik, 1 proses isobarik dan 1 proses isokhorik).



Tidak ada komentar:
Posting Komentar